Perang Gagasan dalam Debat Kandidat Pemilwa UIN Jakarta 2020
Laode M. Akbar

KPM UIN Jakarta juga menyelenggarakan Debat Pemilwa UIN Jakarta 2020 Tingkat Dema-U secara daring melalui aplikasi Zoom dan live streaming YouTube KPM UIN Jakarta, Senin (1/12). Sama seperti debat pemilwa tingkat HMPS dan fakultas sebelumnya, debat ini juga mengalami kemunduran jadwal yang seharusnya dilaksanakan pukul 13.00 WIB, namun tertunda hingga besok paginya yaitu sekitar pukul 00.30 WIB.
Debat virtual ini dimoderatori oleh BPH KPM UIN Jakarta, Mila Damayanti serta dihadiri oleh Rektor UIN Jakarta, Amany Lubis, Kasubag Bina Bakat dan Minat Mahasiswa UIN Jakarta, Arief Ariyanto, dan ketua KPM UIN Jakarta, Elita Yulistia.
Tak berbeda jauh dengan debat tingkat HMPS dan Dema Fakultas sebelumnya, debat ini terdiri dari 5 segmen yang berisi penyampaian visi-misi, program kerja, adu gagasan, dan menjawab pertanyaan dari panelis dan tim kampanye masing-masing pasangan kandidat.
Dalam penyampaian visi-misi dan gagasan, terdapat perbedaan dan ciri khas gagasan dari kedua paslon. Paslon 01, Tubagus – Pebri, memberikan gagasan utama mereka terkait inklusivitas dan kolaboratif. Menurut Tubagus, inklusivitas atau kebersamaan internal yang ada di UIN Jakarta, termasuk Dema-U masih cukup minim sehingga ia berkomitmen untuk meningkatkan inklusivitas tersebut.
“Lalu untuk inklusivitas eksternal kami ingin membuka jaringan, kami ingin melanjutkan apa yang menjadi program Dema-U hari ini (yaitu) membuka relasi dan jejaring, dan nantinya kita bisa bersinergi untuk menjadikan Dema UIN Jakarta lebih baik lagi,” tambahnya.
Mengenai gagasan kolaboratif, menurutnya, sinergisitas dan intergrasi antar fakultas dan universitas di UIN Jakarta saat ini juga cukup minim. Ia mengangkat salah satu peristiwa yaitu gelombang aksi September lalu yang saat itu Dema UIN Jakarta melakukan kajian strategis dan kebersamaan, namun ada 8 fakultas yang memiliki kajian strategis yang serupa di fakultas tersebut, sehingga ia menilai masih minimnya kolaboratif antar universitas dengan fakultas-fakultas di UIN Jakarta.
Selanjutnya gagasan yang diangkat pada paslon 02, Syifa-Irfan, yang terdapat pada program unggulan mereka yaitu Asta Cita. Asta Cita ini terdiri dari 8 program, yaitu sebagai berikut;
- Beragam adalah bersama berirama
- Opsis: upgreding skill student
- Ramah (Suara Mahasiswa) UIN Jakarta
- UIN Future leader
- UIN Kompas atau Community of Public Relation
- UIN Kerja sama atau karya riset mahasiswa
- Runa Masyarakat (Runa Bina Masyarakat)
- UIN Islamic Fair
“Tentunya dalam menjalankan Asta Cita tersebut tidak bisa kami jalankan sendiri, perlu bantuan, kontribusi, dan partisipasi aktif dari seluruh elemen mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dan semuanya,” tegas paslon 02.

Selain itu, sama seperti debat HMPS dan Dema-F sebelumnya, kolom komentar di live streaming YouTube pun sangat panas. Walaupun debat dilakukan tengah malam ratusan lebih partisipan menonton debat tersebut. Saling adu komentar dari masing-masing pendukung calonpun bertebaran di kolom live chat.