Sejarah di Balik Peringatan Hari Ibu
Reporter Taufik Akbar Harefa; Editor Nur Arisyah Syafani

Sumber: Pixabay
Peringatan Hari Ibu Nasional yang jatuh pada 22 Desember setiap tahunnya menjadi momen yang sering kali diperingati oleh setiap yang terlahir dari rahim seorang ibu. Momen tersebut seringkali dimanfaatkan untuk memberikan hal-hal yang spesial kepada para ibu.
Mengingat peran ibu dalam keluarga sangatlah penting mulai dari pengorbanannya untuk menjaga dan merawat buah hati, hingga turut mendukung suami dalam memenuhi berbagai kebutuhan keluarga.
Bahkan, dalam urusan rumah tangga, ibu begitu detail dalam memperhatikan berbagai aspek. Serta menjalankan seluruh urusan rumah tangga dengan sepenuh hati untuk suami dan anak.
Berbeda dengan negara lain, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.
Berikut sederet fakta sejarah dibalik peringatan hari ibu:
1. Pertemuan Bersejarah
Kesamaan pandangan untuk mengubah nasib perempuan di Tanah Air membuat berbagai organisasi perempuan yang ada di Sumatera dan Jawa berkumpul dalam satu tempat.
Mereka berdiskusi, bertukar pikiran dan menyatukan gagasannya di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta.
Bermacam gagasan dan pemikiran diungkapkan dalam Kongres Perempuan pada 90 tahun lalu, 22 Desember 1928. Pertemuan bersejarah ini dihadiri 600 orang dari 30 organisasi.
Isu yang dibahas antara lain pendidikan perempuan bagi anak gadis, perkawinan anak-anak, kawin paksa, permaduan dan perceraian secara sewenang-wenang.
Selain itu, kongres juga membahas dan memperjuangkan peran wanita bukan hanya sebagai istri dan pelayan suami saja. Berawal dari situlah, persatuan dari beberapa organisasi wanita ini semakin kuat dan akhirnya tergabung dalam organisasi yang lebih besar, yakni Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII).
Sampai akhirnya, ketika Kongres ketiga, perkumpulan ini mematangkan dan menyuarakan mengenai pentingnya perempuan dan menetapkan 22 Desember, dimulainya Kongres Perempuan I pada 1928, sebagai Hari Ibu.
2. Mengapa 22 Desember?
Kongres Perempuan Indonesia III yang berlangsung dari 22 sampai 27 Juli 1938 di Bandung menetapkan Hari Ibu diperingati setiap 22 Desember.
Pemilihan tanggal itu untuk mengekalkan sejarah bahwa kesatuan pergerakan perempuan Indonesia dimulai pada 22 Desember 1928. Setiap tahun, peringatan dilakukan untuk menghayati peristiwa bersejarah tersebut.
Presiden Soekarno kemudian mengeluarkan keputusan presiden untuk menetapkan dukungan atas Kongres Perempuan III. Melalui Keputusan Presiden Nomor 316 tahun 1959 akhirnya Hari Ibu resmi menjadi Hari Nasional.
Penetapan itu disesuaikan dengan kenyataan bahwa Hari Ibu pada hakikatnya merupakan tonggak sejarah perjuangan perempuan sebagai bagian dari perjuangan bangsa yang dijiwai oleh Sumpah Pemuda 1928.

Sumber: Pixabay
3. Berbeda dengan Mother Day
Berbeda dengan negara lain Hari Ibu di Indonesia yang diperingati tiap tahunnya berbeda dengan Hari Ibu (Mother Day) di negara-negara lain.
Hari Ibu di negara lain biasanya diperingati untuk memanjakan ibu yang telah bekerja mengurus rumah tangga setiap hari tanpa mengenal waktu dan lelah.
Sementara di Indonesia, momen Hari Ibu ditujukan untuk menandai emansipasi perempuan dan keterlibatan mereka dalam perjuangan kemerdekaan. Sebelumnya, peringatan Hari Ibu selalu tertuju pada kaum perempuan.